Pisces Man

Desember 26, 2010

Kau selalu ada dihatiku, mengisi ruang dan waktuku
Bila tak sengaja dariku menyakiti dirimu
Beri aku isyarat agar aQ cepat mohon maaf padamu
Disaat indah dan sedih, Trus Kw temani aQ
Kadang aQ mengiris pedih hatimu
Namun Kw maafkan
Terima kasih Kw tlah mencintaiku

Desember 22, 2010

K E S E P I A N

Perlahan tapi pasti
Kau meninggalkan ku
Kau membuatku jauh darimu
Itu yang kurasakan

Aku..........
Aku Ragu
Dan kebingungan
Aku seperti manusia bodoh

Ingin Rasanya
Kuakhiri hubungan ini
Semakin kucoba tuk ahiri
semakin berat tuk melepasmu

Mau ngak mau harus ku akhiri semua ini
Ku tak ingin larut dalam kesedihan

Aku benci tapi kumasih sayang

Desember 17, 2010

Do You Really Love Me

Bukannya Ku Tak Percaya
Bukannya Ku Tak Bersyukur
Atas Yang Ku Terima
Selama Ini Dari Kamu

Sungguh Ku Hanya Berharap
Kalau Ku Satu-Satunya
Manusia Di Hatimu
Yang Kau Cintai Selamanya

Do You Really Love Me
Jangan Marah Padaku
Wajarku Ku Ingin Tahu
Seberapa Kau Cintaiku

Semua Karena Hatiku
Hanya Bisa Untukmu
Ku Hanya Memastikan
Do You Really Love Me

Desember 03, 2010

HIDDEN TITLE

Cerita ini dibuat pagi, tanggal 3 Desember 2010 di ruang B1 SMA N 1 RENGAT. Saat jam pelajaran Bahasa Indonesia yang lagi kosong, sebenarnya kalau nggak kosong disuruh mengarang untuk ujian praktek. Dikarenakan Bapak Syafriadi yang selaku guru Bahasa Indonesia sedang ada tamu, jadi saya menyempatkan diri untuk menulis cerita ini yang tanpa rencana sebelumnya. Saat memegang pensil, semua terlintas begitu saja. Waktu jam pelajaran habis, pembuatan cerita ini disambung di rumah pada sore hari. Yang akhirnya selesai pada saat azan maghrib. Cerita ini merupakan cerita ke-4 yang sudah saya buat.

Wajah manis pucat pasih terbaring lemah tak berdaya di pangkuan sang kekasih yang sabar akan segala kemungkinan. Terbujur kaku tak berucap, hanya mampu meneteskan air mata dan menahan derita. Sesekali merintih bila rasa itu tak tertahankan. Sanny, gadis cantik berambut pirang ikal dengan poni yang menutupi mata sipitnya. Apa yang terjadi ? Ia tak tahu, kekasihnya – sebut saja Rindo – juga tidak mengetahui apa yang sedang terjadi pada belahan jiwanya itu.

Sanny hidup dalam lingkungan keluarga yang sedikit cuek. Tak peduli satu sama lain, jarang berinteraksi antar keluarga. Memiliki orang tua yang super sibuk, seorang kakak laki-laki yang jarang di rumah, pergi pagi dan pulang pagi lagi. Dan seorang adik yang super duper bandel, hobinya yang suka usil sering kali membuat Sanny mengurut dada.

Bagai tawanan yang tak pernah tahu kapan Ia akan bebas. Sebuah kamar berukuran 3x4, di sanalah waktunya dihabiskan bersama sebuah buku kecil dan pena bulu ayam yang selalu menemaninya.

Sanny adalah seorang gadis pendiam, tak pernah ingin menceritakan apapun yang Ia alami dalam hari-harinya. Semua telah tertuang dalam buku hariannya, buku harian pemberian Rindo saat ulang tahunnya tahun lalu.

Dengan wajah yang semakin pucat, Sanny berbisik ingin pulang. Rindo tak sanggup mendengar rintihan itu. Dipeluknya tubuh mungil Sanny yang semakin kaku menahan derita. Keringat dingin bercucuran, seperti ikut merasakan sakit yang Sanny rasakan. Apa yang terjadi ? Sekali lagi, Ia tak tahu. Ia hanya tahu penderitaan itu selalu datang. Tak pernah terduga kapan waktunya.

Berkali-kali Rindo mengingatkan agar Sanny memeriksanya ke dokter. Namun Sanny selalu menolak, Ia tak ingin ada yang tahu akan kepedihan yang selama ini Ia rasakan, karena latar belakang keluarga yang kurang bersahabat. Dan Ia juga tak ingin orang tuanya itu beralih kesibukan, yaitu sibuk mengurusnya yang nantinya akan terbaring di rumah sakit dengan infus jika mereka tahu.

Rindo selalu marah bila Sanny bersikap begitu, entah apa yang sebenarnya Ia sembunyikan. Sempat terfikir Rindo ingin meninggalkannya. Hanya agar Sanny mau mengikuti sarannya. Namun Sanny tetap pada pendirian.

Beberapa bulan kemudian, kepedihan itu semakin menyiksa. Hingga Sanny harus absen sekolah selama 1 minggu. Itupun waktu yang singkat karena Sanny memaksa ingin sekolah. Ia tak mau terlihat lemah.

Sekali lagi, Rindo berusaha meyakinkan Sanny untuk mengajaknya ke dokter. Dengan segala perjanjian yang telah disepakati bersama, akhirnya Sanny menerima. Dan merekapun bergegas menuju rumah sakit terdekat. Belum sampai di tempat tujuan, sakit itu kembali menghantui. Membuat Sanny tiba-tiba menghentikan tarikan nafasnya dan beberapa saat kemudian jatuh pingsan.

Rindo panik, Ia mempercepat laju mobilnya. Sesampainya di rumah sakit, Sanny langsung dibawa ke ruang ICU. Ternyata benar apa yang ada di pikiran Sanny selama bertahun-tahun. Penyakit itu benar adanya, Sanny mengidap penyakit kanker otak stadium 2. Rasa pusing yang selama ini Ia rasakan bukanlah sakit kepala biasa.

Sanny harus dioperasi, agar tumor yang ada di otaknya tidak terus berkembang. Namun dokter mengatakan bahwa operasi itu hanya untuk menon-aktifkan kerja tumor, tidak tertutup kemungkinan tumor lainnya akan tumbuh dan menyerang.

Sanny menyerah, Ia mengikuti saja apa yang dokter sarankan. Kekasihnya Rindo menanti dengan perasaan was-was di depan pintu ruang operasi. Sungguh benar Ia tak ingin Sanny meninggalkannya begitu saja. Waktu 5 tahun bersama terasa begitu singkat bila Ia membayangkan wajah Sanny yang tertekan menahan sakit.

Operasi selesai dan berhasil, namun Sanny masih belum sadarkan diri. Rindo dengan sabar menunggu duduk di samping tanjang di mana Sanny berada. Memegang dan mengusap tangannya, sesekali menciumnya dan termenung dengan kepala bersandar pada tangan Sanny.

Tak sengaja Ia melihat tas Sanny yang berada di kakinya sedang terbuka. Dan di dalamnya terdapat buku harian pemberiannya dulu. Semula Ia tak ingin ikut campur benar dalam dunia pribadi kekasihnya itu, namun akhirnya Ia memberanikan diri untuk membuka tiap lembar kehidupan Sanny.

Tak ada yang menarik, semua hanya berisi duka yang selama ini Sanny rasakan. Dan kehampaannya yang selalu berdiam diri di kamarnya, “ My room is my inspiration”, begitu kata Sanny padanya.

Hingga akhirnya Ia melihat sebuah tulisan, tulisan beberapa minggu yang lalu, saat Ia benar-benar memaksa Sanny untuk pergi ke dokter.

Rindo, kekasihku

Aku sayang padanya

Hanya Ia yang mampu tenangkanku.

Namun aku telah melukainya, luka yang amat dalam telah kutancapkan

di hatinya yang begitu bersih. Aku telah menodainya. Maafkan aku…

Aku tahu, kekeras kepalaanku membuatmu gundah

“TAPI AKU HANYA TAK INGIN KEHILANGAN PERHATIAN DARIMU”

Aku tak ingin semua berjalan kelabu

Meskipun sekarang aku telah membuat jalan cinta kita menjadi benar-benar kelabu

Jika semua penyakit itu benar,

Setidaknya perhatianmu yang begitu besar dapat mengantarkan kepergianku dengan tenang dan penuh senyuman.

Aku kuat Rindo, kau tahu itu

Semua karena kamu, semua karena perhatianmu.

Tapi aku sadar, tidak mudah untuk mengembalikan hatimu yang telah kusakiti.

Aku harus tebus itu semua, demi cintaku ( Rindo ).

Aku akan menuruti semua keinginanmu, aku bertekad.

Jika nanti aku mati, kenanglah aku sebagai kenangan terindahmu.

Jika nanti aku berhasil,

Jangan kau kurangi perhatianmu padaku.

Jangan kau tinggalkan aku dalam ruang yang begitu gelap.

Jangan kau biarkan aku dalam kesendirian.

Begitu banyak kata jangan yang kuungkapkan padamu.

Itu semua karena aku mencintaimu

Tiada yang lain dihatiku, hingga nanti waktuku berakhir.


Tanpa sadar wajah Rindo banjir oleh air mata. Begitu banyak pengorbanan yang Sanny lakukan untuknya. Menahan kepedihan setiap saat hanya untuk mendapatkan perhatiannya. Menanggung derita agar dapat selalu bersamanya.

Sanny benar, Ia betul-betul menyayangi Rindo. Lukanya yang masih tersisa seketika hilang. Dipeluknya Sanny yang tak sadarkan diri, lalu perlahan mulai menangis. Tangis penyesalan karena tak pernah tahu apa yang sebenarnya Sanny inginkan.


Desember 02, 2010

Gebby Dwi Puteri

Gelisa hati Q memikirkan mu
Entah apa yang membuatku seperti ini
Bila kau jauh gelisa Q rasa
Bila bersma moe baaagia Q rasa
Yang ad hnya nma moe d’hti Q

D’saat kau jauh
Wajah mu menghantui Q
Ini kah nama nya CINTA!!!

Perlahan tapi pasti
Untuk selalu menjaga mu
Tak ingin membagi cinta mu
Engkaulah dambaan Q
Rintangan apa pun kan Q tempuh
Itu janji cinta Q pada mu