Pisces Man

September 29, 2010

Jilbab oh Jilbab

Malam sabtu tanggal 27 Maret, saya hendak melangkah pulang (dengan motor maksudnya) menuju ke kontrakan tercinta. Pada perjalanan pulang, saya sempatkan untuk mampir ke Circle-K, teringat persediaan roti tawar untuk sarapan sudah habis. Okey, motor saya parkir, dan melangkah masuk. Tengok rak sana, tengok sini, kok Be-Living kesukaan saya tidak ada, oh nooo. Dalam pengembaraan saya menengok keberadaan si roti, tak sengaja saya liat sosok seorang wanita yang sedang bercanda mesra dengan seseorang (yang saya asumsikan sebagai cowoknya). Saya lihat wajahnya lagi, kok kayanya pernah liat tu muka. Dan entah karena risih saya liatin terus, akhirnya dia nengok juga ke arahku, hah, sempat kaget juga dia melihatku. Akupun lalu teringat siapa dia, ternyata dia anak fakultasku yang sehari-harinya di kampus memakai jilbab, kenapa sekarang dia memakai pakaian yang tidak menutup aurat, agak seronok pula. Betapa kecewanya hatiku melihat satu lagi wanita yang hanya jilbab-jilbapan, sudah malam pula, dan dia masih berkeliaran dengan seorang pria. Dengan langkah gontai karena kecewa (lebayyy), akhirnya saya melangkah ke kasir dan segera keluar dari tempat itu. Dan akhirnya perjalanan pulang saya ditemani oleh keluhan hati tentang tingkah laku wanita tersebut.

Timbul pertanyaan dalam hati saya, kenapa hanya di kampus dia memakai jilbab?? kenapa di luar malah berpakaian yang lumayan seronok bagi saya?? Lagi-lagi saya mendesah, berkurang lagi selera saya terhadap wanita, hehe. Tapi kok saya mau pusing-pusing mikirin masalah ginian, toh dia bukan siapa-siapa kamu. Mungkin ini jawabannya, karena dia termasuk golongan wanita yang saya dambakan, wanita yang menutup auratnya. Dan tidak saya ingkari, saya memang suka wanita yang berjilbab.

Kenapa saya suka yang berjilbab?? Karena nggak mungkin dong saya suka pria berjilbab,hihi. Wanita berjilbab menurut saya merupakan hawa penyejuk pada dunia yang semakin lama semakin panas, dunia yang kini dipenuhi oleh wanita-wanita yang berpakaian ala kadarnya. Hot pants dan baju you can see kini merajalela dimana-mana, yang memaksa saya harus menahan segala nafsu saat berpapasan dengan wanita sejenis itu. Karena hal itulah salah satu alasan mengapa saya sudah jarang hang out macam ke mall dan sebagainya, tersiksa sekali jika berjalan di tempat seperti itu, kepala mesti manunduk atau menengadah untuk menghindari pandangan dari wanita yang berpakaian ala kadarnya.

Jauh dari lubuk hati saya, saya ingin berteriak dan memaki-maki wanita berpakaian hot macam itu, “sudah puaskah kamu menyiksa saya!!!”. Tapi, kata-kata itu hanya bisa saya ucapkan dallam hati. Jika sudah begini, saya lebih baik hanya berdiam diri di kamar dan memandang layar monitor, sambil membayangkan sejuknya memandang wanita berjilbab penyejuk hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar